By Hafid Algristian 6 February 2009
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31
tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria
dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan
(Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Sampai sekarang
perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi
ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan
Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri.
Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat
sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah
sebab terjadinya konflik ini.
*2000 SM – 1500 SM*
Istri
Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya
bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian
mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak
keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 orang
12 orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil
dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang
baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara
kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta
saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan
Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
*1550 SM – 1200 SM*
Politik
di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara
Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir
dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel
diturunkan statusnya menjadi budak.
*1200 SM – 1100 SM*
Nabi
Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun
Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah
Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama
dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut
Merah.
Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak
akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di
dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan
agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu
marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda,
dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah
airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
*Sulit mengetahui asal-usul penyebutan nama Yahudi,
apalagi dinisbatkan kepada Yehuda. Di dalam Perjanjian Lama, kata
“Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra. Sedangkan pada
kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani Israel.
Di dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut
Bani Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna
golongan yangdimurkai Allah, dien (atau jalan hidup seperti halnya
Nasrani, Sabiin, Majusi dan Islam)*
*1000 SM – 922 SM*
Nabi Daud
A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari
Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud kemudian menjadi raja
menggantikan Raja Thalut. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi
sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap
memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja
Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan
Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya, Nabi
Sulaiman A.s.
*922 SM – 800 SM*
Sepeninggal
Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut,
hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara
bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota
Yerusalem.
*800 SM – 600 SM*
Karena
kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan
tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan
Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil
kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka
rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan
membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian
rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
*600 SM – 500 SM*
Kerajaan
Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia . Dalam
Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai
hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di
Babylonia .
*500 SM – 400 SM*
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
*330 SM – 322 SM*
Israel
diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan
hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi
bahasa resmi Israel. Penulisan Injil dalam bahasa Yunani bukan karena
bahasa resmi Israel yang pada saat itu dijajah oleh Romawi. Melainkan
penulis dan penyebar Injil, Paulus, memang orang Romawi yang berbahasa
yunani.
*300 SM – 190 SM*
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
*1 – 100 M*
Nabi Isa A.s.
lahir. Nantinya akan ada penghembusan isu bahwa Nabi Isa merupakan
pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Riil-nya Nabi Isa tidak
membangun gerakan melawan penguasa Romawi, justru isu tersebut
dihembuskan oleh para Rabbi Yahudi yang tidak suka ajaran puritan
(kembali ke Taurat asli) yang dibawa oleh Nabi Isa. Pilatus sendiri
menyalib Nabi Isa atas desakan para Imam yang cemburu kepada Nabi Isa.
Mengapa? karena Pilatus tidak beragama Yahudi sehingga hukuman untuk
orang Yahudi haruslah ditentukan oleh orang Yahudi sendiri.
*100 – 300 *
Pemberontakan
berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas
Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala
penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk
Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam
kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari,
mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
*313 *
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
*500 – 600*
Nabi Muhammad
Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia
(di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi
dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara
Romawi dengan Persia .
*621*
Nabi Muhammad Saw
melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke
masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul
Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai
kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500
kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan
masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam
sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
*622*
Hijrah Nabi Muhammad
Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut
khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi
penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
*626*
Pengkhianatan Yahudi
dalam Perang Khandaq (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian
Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri,
mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
*638*
Di bawah pemerintahan
Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari
penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun
Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan
beragama dijamin sepenuhnya.
*700 – 1000*
Wilayah Islam
meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa
Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa
ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
*1076*
Yerusalem dikepung
oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte
Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M
tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja
Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin
Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena
sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
*1453*
Setelah melalui
proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang
tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258
M),khilafah Utsmaniah di bawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel,
dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
*1492*
Andalusia sepenuhnya
jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat
umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan
pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun
juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah,
diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara
resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan
etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat
Islam).
*1500 – 1700*
Kebangkitan
pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama/ gereja
dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan
teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka
mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui
daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat
kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold
berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari
kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.
*1529*
Tentara khilafah
berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas
reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun
gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini
terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan
perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak
karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi
manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit
olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25)
*1798*
Napoleon berpendapat
bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur
Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
*1831*
Untuk mendukung
strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme
Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah
mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu
cepat di tanah Arab.
*1835*
Sekelompok Yahudi
membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama
di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe
Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah
berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
*1838*
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
*1849*
Kampanye mendorong
imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di
Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi
716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
*1882*
Imigrasi
besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati
dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
*1891*
Para penduduk
Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi
besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah
“sakit-sakitan” (dijuluki “The Sick Man at Bosporus”). Dekadensi
pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan
dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api
dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan
Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah
dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta
tersebut dihancurkan.
*1897*
Theodore Herzl
menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta kongres I
Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat
beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara
berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah
air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang
bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah
protektorat Uganda atau di Amerika Latin! Di kongres itu, Herzl
menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan”
atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini
mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di
tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50
tahun akan ada negara Yahudi!” Apa yang direncanakan Herzl menjadi
kenyataan pada tahun 1948.
*1916*
Perjanjian rahasia
Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat
meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab
dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir
dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat control atas Palestina. Di
PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka
sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
*1917* Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam
deklarasi Balfour
memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris
akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu
pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa
(cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai
Palestina.
*1938*
Nazi Jerman
menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi
kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka
mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu
keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri
(terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang
berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II
Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat
kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
*1944*
Partai buruh Inggris
yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan
orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi
mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari
sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
*1947*
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .
*1948, 14 Mei*.
Sehari
sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi
memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan agresi
bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan
dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria , Mesir dan
lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak
eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang
semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan
negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab
sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis
dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut
daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
*1948, 2 Desember*
Protes
keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan
fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada
waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim
10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan
karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup
dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta,
akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
*1956, 29 Oktober*
Israel
dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan
Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke
Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali
Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
*1964*
Para pemimpin Arab
membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan ini secara
resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina
sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi
menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
*1967*
Israel menyerang
Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel
berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan
(Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah
menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA
(Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA ).
Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena
Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak
melakukan tembakan selama dia ada di udara.
*1967, Nopember*
Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan
mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari,
pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil
masalah pengungsi Palestina.
*1969*
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
*1970*
Berbagai pembajakan
pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO
dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi
Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir
markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
*1973, 6 Oktober*
Mesir dan
Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada
hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang
Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba
dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena
dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan
AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya
harga minyak melonjak pesat.
*1973, 22 Oktober*
Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata,
pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
*1977*
Pertimbangan ekonomi
(perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke
Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika
Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa
dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat
dibunuh pada tahun 1982.
*1978, September*
Mesir dan
Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS.
Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di
wilayah-wilayah pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem Begin
dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak
perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi
versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi
versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib
memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak
menguntungkan pihak Israel .
*1980*
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
*1982*
Israel menyerang
Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.
Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa
ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga
dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan
sipil di Iraq, Libya, dan Tunis .
*1987* Intifadhah,
perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah
pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini
diprakarsai oleh
HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
*1988, 15 Nopember* Diumumkan
berdirinya negara Palestina
di Aljiria, ibu kota.Aljazair. Dengan bentuk negara Republik
Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara
dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser Arafat
mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional
Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500
orang.
*1988, Desember*
AS
membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak
langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi
PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di
pengasingan di Tunis.
*1991, Maret*
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
*1993, September*
PLO –
Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji
memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel
adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam
keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang
tidak setuju. Namun negara negara Arab (Saudi Arabia , Mesir, Emirat dan
Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi
mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke
PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala
aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan
perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin, dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
*1995*
Rabin dibunuh oleh
Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang
Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir
tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat
latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut
kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh
diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu.
Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat
tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”
*1996*
Pemilu di Israel
dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti
kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu
pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina,
agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan
ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah
pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk
sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar
garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat,
maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk
“mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab
tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini memfatwakan
jihad terhadap Israel .
Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan
Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga
hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan
pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan
sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
*2002 – Sampai sekarang*
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian
yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika
Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu
namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan
sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh
Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS,
Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil
dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di
sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal
kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol
eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.
Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak
akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah
pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan
diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan
diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat
Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya
sekarang ini.
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal
28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai
Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap
karena sakit – berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert
berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan
makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk
mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan
bangsa Palestina.
Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk
perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan
posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini
dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan
menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara langsung
menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian
besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama
dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sementara itu sebelum terjadinya serangan
habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008), sudah terjadi
serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur
Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur
komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang
memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.
Sumber: milis FUSI-FTUI